Sabtu, 13 Agustus 2016

MANAJEMEN KATIGA

Katiga (K3) adalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja, maka untuk mewujudakannya perlu sebuah manajemen yang simpel dan jelas agar mudah diterapkan. Ada 3 Unsur penting yang harus diperhatikan :

  1. Manusia /Sumber Saya Manusia
  2. Alat dan Peralatan atau Benda
  3. Lingkungan Kerja

1. Manusia
Manusia adalah aset terpenting dalam manajemen, tanpa manusia yang mumpuni dan tepat maka sekuat apapun modal dan nama besar dari sebuah brand tidak akan bisa berjalan maksimal. KArena manusia adalah pelaku dan penentu dari keberhasilan sebuah sistem. Bahkan keselamatan kerja bisa dikategorikan ditentukan oleh manusianya. 87 % kecelakaan kerja ditentukan oleh Unsafe Behaevior (perilaku tidak aman) yang bermuara pada human eror ( kelalaian Manusia), 10 % adalah alam dan peralatan selebihnya adalah takdir.
Berikut kriteria Manusia yang dimaksud :

  • Kompeten yang menharuskan sesuai dengan pekerjaan yang telah disertifikasi yang dibuktikan oleh Sertikat Komptensi yang dikeluarkan oleh lembaga berwenang seperti LPJK, BNSP atau lembaga lain di daerah atau di perusahaan di tempat kerja.
  • Sehat, karena pada prinsipnya manusia yang bekerja harus sehat jiwa dan raga, tidak mengalamai gangguan psikologi dan termasuk Job over pressure.
  • Sanggup Bekerja, kesepakatan antara Employment (Perusahaan) dan Employers (Karyawan) akan mempengaruhi kesiapan dalam bekerja, termasuk besaran gaji, jaminan kesehatan dan jaminan keselamatan sesuai UU No 1 tahun 1970 dan UU no 2 tahun 1963 tentang jaminan Keselamatan kerja oleh Perusahaan.
2. Alat dan Peralatan / Benda
Alat adalah faktor yang berpengaruh, dimana alat juga akan menjadi fasilitas. Dalam mengejar produktifitas, perusahaan dengan tingkat kebonafitan yang berkelas akan menggunakan alat yang super canggih dan cepat demi tercapainya produktifitas waktu dengan hasil tang maksimal. Namun apapun pekerjaan dan jenis alatnya beriktu dalah yang harus diperhatikan :
  • Sesuai Pekerjaan
  • Mengerti cara mengoperasikan
  • Layak Pakai

3. Lingkungan Kerja
Lingkungan Kerja adalah alam kehidupan bagi pekerja, maka kondisi ini menjadi penting untuk diperhatikan dalam membangun lingkungan kerja yang aman dan sehat. berikut adalah hal yang harus diperhatikan :

  • Geografi
  • Potensi Bahaya
  • Upaya meminimalir Bahaya
Dari Ketiga unsur tesebut dibuatlah SOP (Standar Operasional Produksi) yang hasrus dilengkapi dengan JSA (Job Safety Analisis) atau Analisa Keselamatan Kerja

GURU TAK BISA DIPIDANA KARENA MENDISIPLINKAN ANAK

Guru adalah profesi yang saat menjadi banyak perhatian, mulai dari banyak peristiwa yang banyak menarik perhatian publik seperti guru yang tersandung kasus hukum karena melanggar kode etik hingga yang terjebak dengan ulah oknum tertentu yang memasang perangkap karena ada perangkat hukum yang isa menjeratnya. Dari banyak peristiwa yang tidak berpihak kepada para pendidik itu telah menjadika guru sebagai pihak yang termarjinalkan karena dianggap melanggar HAM, "pelecehan seksual" hingga dianggap tidak profesional, sehingga proses pendidikan menjadi terganggu dan tidak berjalan maksimal. Yang lebih lucu lagi justru pengaduan itu banyak terjadi dari orang tua siswa yang notabenenya adalah penitip anak mereka di sekolah tempat belajar formalnya.
Namun dengan adanya Putusan Mahkamah Agung tentang profesi guru, kini Guru mendapatkan payung hukum untuk menjalankan profesinya khusunya dalam mendisipilinkan anak. info lengkapnya silahkan klik tautan berikut : http://www.sinarberita.com/2016/08/mahkamah-agung-guru-tak-bisa-dipidana.html.

TAUHID DAN ISTIQOMAH LANDASAN PEMBANGUNAN PRIBADI MUSLIM YANG UTAMA, MANDIRI DAN BERKEMAJUAN


Oleh : H. Yana Fajar FY. Bashori, S.Ag., M.Si 
اَلـحَمْدُلِلّهِ نَحْمَدُهُ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ, حَمْدًا يُوَافِى نِعَمَهُ وَ يُكَافِئُ مَزِيْدَهُ, حَمْدًا كَمَا يَنْبَغِي لِـجَلاَلِهِ وَ عَظِيْمِ سُلْطَانِهِ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنسْتغْفِرُهُ وَنَعُوْذُبِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَن تَـجِدَ لَهُ وَلِيًّا مُرشِدًا
أَشْهَدُ أنْ لاَ إلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ- وَأشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ- اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى هذَا الرَّسُوْلِ الْكَرِيْمِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
اَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ- أُوْصِيْكُمْ وَ اِيَاىَ بِتَقْوَى اللهِ وَلاَ تَـمُوتُنَّ اِلاَّ وَ اَنتُم مُسلِمُونَ
الله أكبر/ الله أكبر/ لا اله الا الله و الله أكبر/ الله أكبر و لله حمد /
Jama’ah shalat Iedul Adha yang dirakhmati Allah,
AlhamdulillaH segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan beragam nikmat pada pagi ini. Kesehatan, kelapangan risky bahkan yang paling utama dari segala nikmat yang diberikan yaitu nikmat iman dan islam sehingga dengannya kita bias dengan ringan, gembira bias berkumpul di tempat ini guna memperbaiki dan menjaga rasa beragama yang selama ini sudah kita jalankan.
Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, beliau Allah utus sebagai suri tauladan nyata dalam seluruh aspek kehidupan bagi kita semua, untuk menjadi seorang hamba yang taat, seorang anak yang peduli terhadap keselamatan orang tuanya dari adzab neraka, seorang suami yang bertanggungjawab terhadap istri-istrinya, seorang Ayah yang luar biasa membina anak-anaknya, seorang sahabat, partner bisnis, bahkan sebagai sosok pemimpin pun beliau contohkan begitu sempurna berkaca terhadap ajaran islam.


Jama’ah shalat Iedul Adha yang dirakhmati Allah,
Hari ini umat islam seluruh dunia kembali merayakan hari raya idul adha untuk tahun 1432 H. Lafadz takbir tahmid dan tahlil bergema dilantunkan oleh seluruh umat di seantero dunia.
لبيك اللهم لبيك، لبيك لا شريك لك لبيك، إن الحمد والنعمة لك والملك لا شريك لك
Tak kurang dari 3 juta kaum Muslimin dari seluruh penjuru dunia, termasuk 220.000 jemaah Hajji dari Indonesia,  menunaikan haji pada tahun ini. Khusus bagi bangsa indoesia dimana dari tahun ke tahun selalu mengalami penambahan quota, ini merupakan indicator munculnya kesadaran beragama. Tentu ini merupakan sebuah kebaikan yang perlu mendapat apresiasi.
Akan tetapi Jama’ah rahimakumulallah, di sisi lain di bumi Indonesia ini berbagai kejadian yang membuat kita yang menyaksikan tayangan tersebut baik yang bisa kita lihat di TV atau pun media yang lain harus mengusap dada, miris bahkan beristighfar saking sudah tidak beradabnya kejadian tersebut. Kejadian ini pun tentu perlu mendapatkan perhatian mengapa semua itu terjadi.
Jama’ah shalat Iedul Adha yang dirakhmati Allah,
Kalo kita menyimak apa yang selalu disampaikan khotib selalu tidak terlepas dari menyampaikan nasehat takwa. Dan tidak kurang dalam setiap minggu nasehat takwa itu selalu dingatkan kepada umat yang hadir dalam shalat jumáh. Kenapa itu dilakukan? Karena karakter takwa merupakan karakter utama umat Islam. Dengan nilai-nlai ketakwaan yang ada dalam dirilah, Umat islam mampu bangkit dan berkarya yang akan mendatangkan kebaikan kepada seluruh alam. Oleh karena itulah nasehat takwa senantiasa di sampaikan dalam setiap khutbah. Idealnya tentu ketika nasehat takwa disampaikan dan dicerna, kebaikan-kebaikan, suasana damai akan bermunculan di bumi Indonesia ini karena bumi Indonesia dihuni mayoritas umat islam.
Akan tetapi fakta berbicara lain Jama’ah rahimakumulallah, saling menghujad masih kita saksikan, berkonflik masih sering terjadi, sampai muncul pada sikap tidak lagi percaya terhadap satu sama lain. Kondisi ini tentulah jangan berlarut-larut, sebab ketika situasi ini berlarut-larut lama kelamaan akan membentuk sebuah karakter yang buruk. Saya yakin jamaáh sekalian tidaklah menginginkan karakter yang buruk itu muncul dikeluarga jamaáh kalian.
Oleh karena itu, kesempatan kali ini, marilah kita jadikan ajang intropeksi, melihat kembali pada diri sebaik apa diri kita, kita berkaca apakah diri kita ini adalah manusia yang memiliki karakter pada umumnya atau manusia yang memiliki karakter utama? Standar yang kita gunakan tentulah firman-firman Allah swt dan hadits nabi Muhamad saw karena kedua sumber itulah yang menjadi pusaka, rujukan bagi kita semua.
Mari kita renungkan ayat Allah swt yang menggambarkan karakter umum manusia ketika sebuah keadaan menimpanya:
فَأَمَّا الْإِنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ (15) وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ (16) [ الفجر 15-16]
Artinya: “Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu Dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, Maka Dia akan berkata: "Tuhanku telah memuliakanku". Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya Maka Dia berkata: "Tuhanku menghinakanku"

Jama’ah shalat Iedul Adha yang dirakhmati Allah,
Ayat diatas menggambarkan karakter umum manusia ketika mendapatkan kesenangan dan musibah. Tentu ini tidaklah benar ketika kita pun berkarakter seperti gambaran ayat di atas. Kesenangan, kelapangan, harta berlimpah, anak-anak yang baik, suami yang penyayang, istri yang penurut, badan sehat atau pun kesempitan, menganggur, banyak hutang, anak-anak yang nakal, suami yang sering marah-marah, istri yang senengnya menggosip semua itu adalah cobaan dari Allah swt terhadap kita yang ada disekitarnya. Allah menunggu reaksi yang seperti apa yang akan kita munculkan terhadap kondisi yang datang kepada kita. Apakah kita akan ikut larut terhadap situasi tersebut atau kita tetap mampu melihat situasi tersebut dengan sikap mandiri dan berfikir berkemajuan?
Setiap kita selalu berhadapan dengan yang namanya masalah, jangan pernah sedikitpun terfikir bahwa si A mah tidak punya masalah. Si B mah idupya hidupnya enak karena dia mah pintar. Tidak!! Sekali-kali tidak, manusia semua dirudung permasalahan yang perlu diselesaikan. Kemampuan menyelesaikan masalah ini lah yang mampu membedakan manusia-manusia menjadi manusia yang mempunyai karakter utama, mandiri dan berkemajuan atau manusia yang berkarakter pada umumnya sebagaimana ayat dalam surat al Fajr diatas. Dengan masalah yang ada kita diuji untuk mampu menunjukkan karakter umat yang utama sebagai umat yang terpilih oleh Allah swt sebagai khalifah di muka bumi.

Jama’ah shalat Iedul Adha yang dirakhmati Allah,
Sekitar 200rb jamaáh haji dari Indonesia yang sekarang berada di tanah suci berusaha untuk memenuhi rukun-rukun haji dan melakukan berbagai macam kebaikan agar ibadah hajinya diterima Allah swt dan kembali ke Indonesia mempunyai harapan sebagai haji yang mabrur. Kalo kita merenungkan, berhaji sebenarnya merupakan sebuah upaya menjaga konsistensi sifat ketakwaan. Sebab, Allah swt berfirman terkait dengan pembahasan haji Allah swt Allah menyuruh kepada orang yang berangkat haji hendaklah membawa nilai takwa. Ayat itu berbunyi:
.......... وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ [البقرة : 197]
Artinya: “……… dan berbekallah sesungguhnya sebaik-baiknya bekal adalah takwa. Maka bertakwalah kepadaku wahai orang-orang yang berfikir”
Ibadah haji merupakan wahana bagi umat islam untuk mengupgrade, meningkatkan kesadaran dalam beragama. Kesadaran dalam memahami siapa sebenarnya kita, memahami untuk apa kita diciptakan, apa yang seharusnya dilakukan dalam hidup ini sehingga kebaikan yag selalu di idam-idamkan tidaklah terjadi di akherat nanti akan tetapi ketika kita di dunia pun kebaikan, kelapangan, kenikmatan dan yang utama keridhoan dari Allah swt pun bisa kita nikmati. Bukankah selama ini kita melantunkan doá rabbanaa attinaa fiddunya hasanah wa fil aakhiroti hasanah qa kina adzaabannar? Lantas usaha apa yang sudah kita lakukan dalam rangka menyambut kebaikan itu. Sebab sebagaimana firman Allah taála:
الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ ........ [النور : 26]
Artinya: “wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)………….. ”
Ayat di atas menggambarkan ketetapan sunatullah Allah taála dalam memberikan balasan, mengabulkan doá terhadap hamba-hambanya yang meminta. Tentu menjadi baik adalah sesuatu yang harus diupayakan ada dalam diri kita. Sebagaimana perkataan imam al Ghazali dalam mendefinisikan akhlaq. Bagi beliau akhlaq adalah sesuatu reaksi spontan yang dilakukan oleh seseorang tanpa lagi berfikir terhadap apa yang dilakukannya. Sesuatu menjadi bisa karena biasa, sesuatu menjadi biasa karena dibiasakan.
Jamaáh rahimakumullah, saudara-saudara kita yang sedang berhaji tentunya mengkondisikan diri menyerahkan diri kepada Allah taála untuk di gembleng agar terbiasa menjadi orang yang baik. Selama kurang lebih 40 hari temasuk perjalananannya orang-orang yang berangkat haji membiasakan diri terhadap kebaikan-kebaikan yang mereka lakukan. Kalaulah mereka meniatkan betul menyerahkan diri kepada Allah swt untuk dididik dalam manasik haji, tentulah kebaikan atau predikat menjadi haji mabrur betul-betul telah mereka raih.
Jamaáh rahimakumullah, tentu harus ada pertanyaan besar dalam diri kita yang belum bisa berangkat ke tanah suci, apa yang bisa kita lakukan agar kita pun bisa menjadi orang-orang yang istimewa, orang yang utama, mandiri dan berfikiran maju dalam menghadapi persoalan yang terjadi dalam hidup kita. Tentulah kita ingin kita termasuk dalam orang-orang pada umumnya sebagaimana gambaran al qurán pada ayat pertama yang kita bahas tadi.
Mari kita belajar dari sahabat Rasulullah saw, Sufyan bin Abdullah ketika dia bertemu dengan Rasulullah saw. Sufyan bin Abdullah meminta kepada Rasulullah saw suatu kalimat, yang dengan kalimat tersebut dia cukup untuk berislam dengan baik dan benar dan dia tidak memerlukan penjelasan lain selain dari kalimat yang rasulullah saw samapaikan tersebut. Rasulullah saw bersabda: Qul amantu billah tsummas taqaamu[3] (katakanlah: Aku beriman kepada Allah lalu beristiqamahlah (dengan perkataanmu).
Kalimat yang simple namun padat makna. Kalaulah kita betul-betul ingin menjadi umat yang utama, mandiri dan berfikir maju tentulah harus bertanya apa makna, kandungan yang tersimpan dalam redaksi hadits tersebut. Sebab sahabat Sufyan bin Abdullah pun merasa cukup terhadap statement hadits tersebut untuk dijadikan guide, patokan dalam berislam. Maka jamaáh rahimakumullah perlu pula kita perdalam pemahaman terhadap redaksi tersebut.
Mari kita perhatikan redaksi hadits tersebut. Qul amantu billah tsummastaqaamuu”. Ada dua redaksi yang menggambarkan dua aktifitas. Amantu dan istaqaamu. Amantu bermakna aku beriman. Beriman merupakan sebuah aktifitas, upaya yang dihadirkan oleh diri untuk mempercayai, menyerahkan dan menggantungkan harapan terhadap dzat yang dikita klaim, kita anggap mampu memberikan semua itu. Dalam prakteknya sesuai dengan hadits ini tentu dzat yang kita klaim, yang kita anggap  mampu memberikan semua itu adalah Allah swt. Pertanyaan yang harus kita jawab saat ini adalah sejauh apa, sekuat apa, selepas apa kita mempercayai, menyerahkan dan menggantungkan harapan kita ini kepada Allah swt????
Masihkah kita terbersit dalam diri ketika kesehatan kita menurun lalu berobat ke dokter maka akan sembuh karena kita berobat kepada dokter tersebut??? Yakinkanlah dalam diri bahwa dokter hanyalah wasilah perantara kesembuhan yang Allah hadirkan untuk kita.
Masihkan terbersit ketika kita gagal melakukan perjanjian bisnis disebabkan karena Allah swt tidak saying kepada kita?? Yakinkanlah dalam diri bahwa kondisi tersebut cara Allah menumbuhkan jiwa kreatifitas dalam diri kita. Bisa jadi justru ketika perjanjian bisnis itu terjadi malah kehancuran, kehinaan dalam diri ini lebih besar daripada rasa sakit ketika perjanjian bisnis itu batal. Segala hal didunia ini mungkin terjadi.
Masihkah terbersit dalam diri ketika kita mempunyai kendaraan yang terbaik pada masa ini, jabatan yang prestisius dimana ribuan orang memperebutkannya dan anda sudah mendapatkannya sekarang bahwa itu semua adalah hasil kerja keras anda semata?????? Yakinkan dalam diri bahwa itu adalah sarana yang Allah swt berikan kepada kita untuk selalu bisa bersyukur dan berbuat kebaikan lebih dari biasanya.
Masihkan terbersit dalam diri kita ketika kita atau anak-anak kita mempunyai kemampuan intelektual yang bagus. Menjadi juara umum dalam setiap event, perlombaan dan di kelas merupakan hasil dari belajar siang malam kita selama ini??? Yakinkan dalam diri bahwa itu semua kebaikan yang Allah berikan agar kita mampu menjawab, menjadi orang yang bisa memberikan solusi terhadap persoalan umat yang sedang terjadi.

Jama’ah shalat Iedul Adha yang dirakhmati Allah,
Kata kedua yang menggambarkan aktifitas adalah istaqaamu. Yang berarti bersikap istiqamahlah kamu. Istiqamah yang perlu kita fahami sekarang ini sebagai cara kita untuk menjadi umat yang utama, mandiri dan berfikiran maju tidaklah hanya terbatas kepada pemaknaan konsisten, continue, komitmen dan berkesinambungan. Akan tetapi cobalah kita memahami kata istiqamah berikut sifat-sifat yang melekat pada kata istiqamah tersebut berdasar pada kaidah taat bahasa arab yang ada.
Kata istiqamah selain bermakna berkesinambungan atau terus-menerus, ternyata mengandung pemaknaan seperti pelindung, bertanggungjawab, mengurusi, bernilai, kedudukan. Artinya, ketika kita bersikap isiqamah maka haruslah muncul dalam sikap istiqamah ini sikap yang bertanggungjawab, menjadi pelindung, mengurusi. Sehingga dengan bersikap istiqamah, orang tersebut siminta atau tidak akan memiliki nilai yang  berbeda berkedudukan dan menjadi kaum yang istimewa. Itulah imbalan bagi orang-orang yang beristiqamah.

Jama’ah shalat Iedul Adha yang dirakhmati Allah,
Pertanyaanya sekarang, sudah sejauh apa kita beristiqamah dalam beragama ini?? Sudah senyaman apa kita merasakan nikmatnya beribadah?? Apakah masih terasa ibadah kita hambar?? Apakah pelaksanaan ibadah kita baru sekedar menuntaskan sebuah kewajiban. Dimana setelah selesai melakukan ibadah tersebut kita tetap dalam tatanan social yang egosimenya tinggi, masih tetap dalam kondisi tidak menghargai tetangga sekitar?? Terhadap orang yang membutuhkan masih bersikap kasar??
Kalo memang itu yang masih terasa perlulah kita menimbang kembali sikap istiqamah kita dalam beragama. Kita semua tentu berharap menjadi Negara yang mendapatkan keberkahan dari langit dan bumi. Menjadi sebuah baldatun toyyibatun wa robbun ghaffur[4]. Sebuah negeri yang mendapatkan kebaikan dan ampunan dari Allah swt. Akan tetapi bagaimana mungkin itu datang jikalau kita masih belum istiqamah dalam beragama??
Oleh karena itu jamaáh rahimakumullah marilah kita bangkit dan memperbaiki sikap beragama kita dengan mengawali memperbaiki sikap beriman dan istiqamah kita. Walaupun tahun ini kita belum mendapat kesempatan berhaji, akan tetapi dengan belajar merenungkan apa yang menjadi nilai-nilai yang terkandung dalam haji dan mencoba mempraktekan dalam kehidupan kita sehari-hari maka insya Allah kemabruran itu dengan sendirinya akan datang kepada kita.
Marilah diakhr khutbah ini kita berdoá kepada Allah swt:
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم الحمد لله حمدا يوا في نعمه ويكافئ مزيده يا ربنا لك الحمد كما ينبغي لجلال وجهك وعظيم سلطانك () اللهم صل وسلم علي محمد وعلي آله واصحابه اجمعين وارحم برحمتك يا ارحم الراحمين () اللّهُمَّ اغْفِرْ للْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ و الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الأحياء منهم و الأموات انك سميع قريب مجيب الدعوات و قاضى الحاجات.
Allahumma ya Allah, ampunilah kami, ampunilah kedua orang tua kami, yang masih hidup maupun yang telah mendahului kami, juga para pemimpin kami,
Allahumma ya Allah,Hari Raya Haji dan Hari kurban ini terlalu mahal untuk kami biarkan berlalu sekedar sebagai ritual keagamaan kami, cerahkanlah kami ya Allah, bukakanlah dan sadarkanlah mata hati kami untuk menyadari fungsi kami kembali sebagai khalifahMU di bumi, untuk kembali menanamkan roh tauhidMu sebagai dasar dari jati diri Muslim kami, dan sebagai pembawa risalah peradaban Islam di muka bumi.
Allahumma ya Allah, lindungilah, rahmatilah kami kaum Muslimin dan Muslimat serta Saudara-Saudara kami yang sedang memenuhi panggilanMU di tanah suci, agar mereka dapat melaksanakan ibadah Haji sesuai dengan petunjuk dan tuntunanMu dan kembali ketengah keluarga dan bangsanya sebagai haji mabrur.
رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ ()رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ ()رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ () رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ () رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ سبحانك رب العزة عما يصفون وسلام على المرسلين والحمد لله رب العاملين.




[1] Disampaikan pada moment Idul Adha, 10 Dzulhijjah 1432 H bertepatan dengan 06 November 2011 M di Sangatta, Kutai Timur
[2] Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sukabumi periode 2010-2015
[3] Hadits riwayat muslim dari sahabat sufyan bin Abdullah
[4] Q.s saba ayat 15

KHUTAB IDUL FITRI 1437 H

MEMAKNAI RAMADHAN SEBAGAI BULAN PENDIDIKAN IMAN UNTUK MEMBANGUN KETAQWAAN




Jama'ah sholat Idul Fitri rahimakumullah

Sejak tadi malam telah berkumandang alunan suara takbir, tasbih, tahmid dan tahlil sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas kemenangan besar yang kita peroleh setelah menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan penuh. Sebagaimana firman Allah SWT:


وَلِتُكْمِلُوااْلعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُاللهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ ولَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.”

Rasulullah SAW bersabda:
زَيِّنُوْا اَعْيَادَكُمْ بِالتَّكْبِيْر


Hiasilah hari rayamu dengan takbir.”

Takbir kita tanamkan ke dalam lubuk hati sebagai pengakuan atas kebesaran dan keagungan Allah SWT sedangkan selain Allah semuanya kecil semata. Kalimat tasbih dan tahmid, kita tujukan untuk mensucikan Tuhan dan segenap yang berhubungan dengan-Nya.

Tidak lupa puji syukur juga kita tujukan untuk Rahman dan Rahim-Nya yang tidak pernah pilih kasih kepada seluruh hambanya. Sementara tahlil kita lantunkan untuk memperkokoh keimanan kita bahwa Dia lah Dzat yang maha Esa dan maha kuasa. Seluruh alam semesta ini tunduk dan patuh kepada perintah-Nya.

اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ

Jamaah Idul Fitri rahimakumullah 

Setelah satu bulan penuh kita menunaikan ibadah puasa dan atas karunia-Nya pada hari ini kita dapat berhari raya bersama, maka sudah sepantasnya pada hari yang bahagia ini kita bergembira, merayakan sebuah momentum kemenangan dan kebahagiaan berkat limpahan rahmat dan maghfiroh-Nya sebagaimana yang tersurat dalam sebuah hadis Qudsi:

اِذَا صَامُوْا شَهْرَ رَمَضَانَ وَخَرَجُوْا اِلىَ عِيْدِكُمْ يَقُوْلُ اللهُ تَعَالىَ: يَا مَلاَئِكَتِى كُلُّ عَامِلٍ يَطْلُبُ اُجْرَهُ اَنِّى قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ فَيُنَادِى مُنَادٌ: يَا اُمَّةَ مُحَمَّدٍ اِرْجِعُوْااِلَى مَنَازِلِكُمْ قَدْ بَدَلْتُ سَيِّئَاتِكُمْ حَسَنَاتٍ فَيَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى: يَا عِبَادِى صُمْتُمْ لِى وَاَفْطَرْتُمْ لِى فَقُوْمُوْا مَغْفُوْرًا لَكُمْ
Artinya: “Apabila mereka berpuasa di bulan Ramadhan kemudian keluar untuk merayakan hari raya kamu sekalian maka Allah pun berkata: 'Wahai Malaikatku, setiap orang yang mengerjakan amal kebajian dan meminta balasannya sesungguhnya Aku telah mengampuni mereka'. Sesorang kemudian berseru: 'Wahai ummat Muhammad, pulanglah ke tempat tinggal kalian. Seluruh keburukan kalian telah diganti dengan kebaikan'. Kemudian Allah pun berkata: 'Wahai hambaku, kalian telah berpuasa untukku dan berbuka untukku. Maka bangunlah sebagai orang yang telah mendapatkan ampunan.” 

اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ
Jama`ah Idul Fithri yang berbahagia

Seiring dengan berlalunya Bulan suci Ramadhan. Banyak pelajaran hukum dan hikmah, faidah dan fadhilah yang dapat kita petik untuk menjadi bekal dalam mengarungi kehidupan yang akan datang. Jika bisa diibaratkan, Ramadhan adalah sebuah madrasah. Sebab 12 jam x 30 hari mulai terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari, semula sesuatu yang halal menjadi haram. Makan dan minum yang semula halal bagi manusia di sepanjang hari, maka di bulan Ramadhan menjadi haram. 

Tapi setelah semua cobaan yg kita lewati pernahka kita memperhatikan aspek social Ramadhan, semua orang pernah merasa kenyang tapi tidak semuanya pernah merasakan lapar.

Lihatlah diri kita, bukankah seringkali kita merasa paling besar, gumedhe, jumawa seolah-olah semua manusia kecil dan harus takluk dihadapan kita. Kita berlagak seolah kita adalah pemimpin yang kuasa atas segala keadaan. Tidakkah kita sadar, bahwa kita sesungguhnya tidak lain adalah makhluk yang sangat-sangat lemah, maka kepada siapa lagi kita berharap selain kepada Allah swt yang telah menciptakan kita dan dengan kasih sayang Allahlah kita diberi kesempatan menikmati hidup di dunia milik Allah ini.

Maka apa sesungguhnya yang menahan kaki kita tidak mau melangkah ke masjid ?
Apakah yang menahan kepala kita sehingga tidak mau menunduk ke tanah bersujud di hadapan Allah ?
Apakah yang menahan lidah kita sehingga kaku dan kelu mengucapkan dzikir dan takbir ??
Apakah yang menahan hati kita sehingga sulit merindukan Allah ?
Apakah yang menahan pikirankita sehingga tidak mendambakan surga ?
Apakah yang mendorong jiwa kita sehingga cenderung ke neraka ?

Apakah yang menahan diri kita sehingga mengabaikan hak-hak Allah dan cenderung memperturutkan hawa nafsu padahal hawa nafsu itu mendorong kepada kejelekan

Apakah kesombongan kita sudah demikian memuncak, sehingga sedemikan lantang kita durhaka kepada Allah. Na’udzu billah min dzalik…

Ma’syiral muslimin rahimakumullah…

Berbahagialah kita karena hingga saat ini kita dimudahkan oleh Allah untuk bersujud, rukuk, dihadapan Allah. Janganlah karena perilaku kita yang menetang Allah menjadikan Allah semakin murka kepada kita. Janganlah karena kesombongan dan kebodohan kita menjadi sebab terhalangnya kita dari jalan surga dan menghalangi kita mendekati Allah swt. Maka bersyukur kepada Allah atas segala karunia ini. Karunia iman dan islam. Apalah artinya kesenangan sesaat di dunia tapi membawa penyesalan berkepanjangan di akherat kelak.

Apakah selepas ramadhan semakin dekat dengan Islam ataukah justru semakin jauh ?? hanya diri kita sendiri yang nanti akan membuktikan.
Oleh karena itu, ada tiga pesan dan kesan Ramadhan yang sudah semestinya kita pegang teguh bersama susudah Ramadhan yang mulia ini. 

Pesan pertama Ramadhan adalah Pesan moral atau Tahdzibun Nafsi

Artinya, kita harus selalu mawas diri pada musuh terbesar umat manusia, yakni hawa nafsu sebagai musuh yang tidak pernah berdamai. Rasulullah SAW bersabda: Jihad yang paling besar adalah jihad melawan diri sendiri. Di dalam kitab Madzahib fît Tarbiyah diterangkan bahwa di dalam diri setiap manusia terdapat nafsu/naluri sejak ia dilahirkan. Yakni naluri marah, naluri pengetahuan dan naluri syahwat. Dari ketiga naluri ini, yang paling sulit untuk dikendalikan dan dibersihkan adsalah naluri Syahwat.
Hujjatul Islam, Abû Hâmid al-Ghazâlî berkata: bahwa pada diri manusia terdapat empat sifat, tiga sifat berpotensi untuk mencelakakan manusia, satu sifat berpotensi mengantarkan manusia menuju pintu kebahagiaan. Pertama, sifat kebinatangan (بَهِيْمَةْ); tanda-tandanya menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan tanpa rasa malu. Kedua, sifat buas (سَبُعِيَّةْ) ; tanda-tandanya banyaknya kezhaliman dan sedikit keadilan. Yang kuat selalu menang sedangkan yang lemah selalu kalah meskipun benar. ketiga sifat syaithaniyah; tanda-tandanya mempertahankan hawa nafsu yang menjatuhkan martabat manusia.

Jika ketiga tiga sifat ini lebih dominan atau lebih mewarnai sebuah masyarakat atau bangsa niscaya akan terjadi sebuah perubahan tatanan social (keadaan masyarakat) yang sangat mengkhawatirkan. Dimana keadilan akan tergusur oleh kezhaliman, hukum bisa dibeli dengan rupiah, undang-undang bisa dipesan dengan Dollar, sulit membedakan mana yang hibah mana yang suap, penguasa lupa akan tanggungjawabnya, rakyat tidak sadar akan kewajibannya, seluruh tempat akan dipenuhi oleh keburukan dan kebaikan menjadi sesuatu yang terasing, ketaatan akhirnya dikalahkan oleh kemaksiatan dan seterusnya dan seterusnya.

Sedangkan satu-satunya sifat yang membahagiakan adalah sifat rububiyah (رُبُوْبِيَّةْ); ditandai dengan keimanan, ketakwaan dan kesabaran yang telah kita bina bersama-sama sepanjang bulan Ramadhan. Orang yang dapat mengoptimalkan dengan baik sifat rububiyah di dalam jiwanya niscaya jalan hidupnya disinari oleh cahaya Al-Qur'an, prilakunya dihiasi budi pekerti yang luhur (akhlaqul karimah). Selanjutnya, ia akan menjadi insan muttaqin, insan pasca Ramadhan, yang menjadi harapan setiap orang. Insan yang dalam hari raya ini menampakkan tiga hal sebagai pakaiannya: menahan diri dari hawa nafsu, memberi ma`af dan berbuat baik pada sesama manusia sebagaimana firman Allah:


وَاْلكَاظِمِيْنَ اْلغَيْظَ وَاْلعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِ وَاللهُ يُحِبُّ اْلمُحْسِنِيْنَ

"…dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (QS Ali Imran: 134)

Jama`ah Idul Fithri yang berbahagia


Pesan kedua adalah pesan social

Pesan sosial Ramadhan ini terlukiskan dengan indah. Indah disini justru terlihat pada detik-detik akhir Ramadhan dan gerbang menuju bulan Syawwal. Dimana, ketika umat muslim mengeluarkan zakat fithrah kepada Ashnafuts Tsamaniyah (delapan kategori kelompok masyarakat yang berhak menerima zakat), terutama kaum fakir miskin tampak bagaimana tali silaturrahmi serta semangat untuk berbagi demikian nyata terjadi. Kebuntuan dan kesenjangan komunikasi dan tali kasih sayang yang sebelumnya sempat terlupakan tiba-tiba saja hadir, baik di hati maupun dalam tindakan. Semangat zakat fitrah ini melahirkan kesadaran untuk tolong menolong (ta`awun) antara orang-orang kaya dan orang-orang miskin, antara orang-orang yang hidupnya berkecukupan dan orang-orang yang hidup kesehariannya serba kekurangan, sejalan hatinya sebab كُلُّكُمْ عِيَالُ اللهِ , kalian semua adalah ummat Allah. 

Dalam kesempatan ini orang yang menerima zakat akan merasa terbantu beban hidupnya sedangkan yang memberi zakat mendapatkan jaminan dari Allah SWT; sebagaimana yang terkandung dalam hadis Qurthubi:


اِنّىِ رَأَيْتُ اْلبَارِحَةَ عَجَاً رَأَيْتُ مِنْ اُمَّتِى يَتَّقِى وَهَجَ النَّارَ وَشِرَرَهَا بِيَدِهِ عَنْ وَجْهِهِ فَجَائَتْ صَدَقَتُهُ فَصَارَتْ سِتْرًا مِنَ النَّارِ

Artinya: "Aku semalam bermimpi melihat kejadian yang menakjubkan. Aku melihat sebagian dari ummatku sedang melindungi wajahnya dari sengatan nyala api neraka. Kemudian datanglah shadaqah-nya menjadi pelindung dirinya dari api neraka."

Jama'ah sholat Idul Fitri rahimakumullah

Pesan ketiga adalah pesan jihad
Jihad yang dimaksud di sini, bukan jihad dalam pengertiannya yang sempit; yakni berperang di jalan Allah akan tetapi jihad dalam pengertiannya yang utuh, yaitu: 

بَذْلُ مَاعِنْدَهُ وَمَا فِى وُسْعِهِ لِنَيْلِ مَا عِنْدَ رَبِّهِ مِنْ جَزِيْلِ ثَوَابِ وَالنَّجَاةِ مِنْ اَلِيْمِ عِقَابِهِ

"Mengecilkan arti segala sesuatu yang dimilikinya demi mendapatkan keridhaannya, mendapatkan pahala serta keselamatan dari Siksa-Nya."

Pengertian jihad ini lebih komprehensif, karena yang dituju adalah mengorbankan segala yang kita miliki, baik tenaga, harta benda, atapun jiwa kita untuk mencapai keridhaan dari Allah; terutama jihad melawan diri kita sendiri yang disebut sebagai Jihadul Akbar, jihad yang paling besar. Dengan demikian, jihad akan terus hidup di dalam jiwa ummat Islam baik dalam kondisi peperangan maupun dalam kondisi damai. Jihad tetap dijalankan.

Dalam konteks masyarakat Indonesia saat ini, jihad yang kita butuhkan bukanlah jihad mengangkat senjata. Akan tetapi jihad mengendalikan diri dan mendorong terciptanya sebuah sistem sosial yang bermartabat, berkeadilan dan sejahtera serta bersendikan atas nilai-nilai agama dan ketaatan kepada Allah. 

Mengingat adanya aliran Islam yang mengkampanyekan jihad dengan senjata di negara damai Indonesia ini, maka perlu untuk ditekankan lebih dalam bahwa jihad seharusnya dilandasi niat yang baik dan dipimpin oleh kepala pemerintahan, bukan oleh kelompok atau aliran tertentu. Jangan sampai mengatasnamakan kesucian agama, akan tetapi tidak bisa memberikan garansi bagi kemaslahatan umat Islam. Islam haruslah didesain dan bergerak pada kemaslahatan masyarakat demi mencapai keridhaan Allah dan kemajuan ummat. Pengalaman pahit salah mengartikan jihad menjadikan Islam dipandang sebagai agama teroris. Padahal Islam sebenarnya adalah rahmat bagi alam semesta (rahmatan lil alamin), agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, kedamaian.

Dalam konteks masyarakat Indonesia saat ini, jihad yang kita butuhkan adalah upaya mendukung terbangunnya sebuah sistem sosial yang bermartabat, berkeadilan dan sehatera yang bersendikan pada ketaatan kepada Allah. Jihad untuk mengendalikan hawa nafsu dari seluruh hal yang dapat

merugikan diri kita sendiri, terlebih lagi merugikan orang lain. 

Jama`ah Sholat Idul Fitri rahimakumullah

رُوِىَ اَنَّ بَعْضَ الصَّحَابَةِ قَالُوْا يَا نَبِيَّ اللهِ لَوَدَدْنَا اَنْ نَعْلَمَ اَيَّ التِّجَارَةِ اَحَبُّ اِلَى اللهِ فَنَتَجَرُّ فِيْهَا فَنُزِلَتْ

"Diriwayatkan bahwa sebagian sahabat mendatangi Rasulullah. Ketika berjumpa, salah seorang dari mereka berkata: "Wahai Nabi Allah, kami ingin sekali mengetahui bisnis apa yang paling dicintai oleh Allah agar kami bisa menjadikannya sebagai bisnis kami". Kemudian diturunkan ayat:

يآاَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا هَلْ اَدُلُّكُمْ عَلىَ تِجَارَةٍ تُنْجِيْكُمْ مِنْ عَذَابٍ اَلِيْمٍ. تُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ وَرَسُوْلِهِ وَتُجَاهِدُوْنَ فِى سَبِيْلِ اللهِ بِاَمْوَالِكُمْ وَاَنْفُسِكُمْ ذَالِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ. يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِى مِنْ تَحْتِهَا اْلاَنْهَارُ وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِى جَنَّاتِ عَدْنٍ ذَلِكَ اْلفَوْزُ اْلعَظِيْمُ
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar." (QS Ash-Shaff:10-12)

Dalam konteks sosial masyarakat kita saat ini, dimana masih banyak sektor sosial yang perlu pembenahan lebih lanjut. Maka makna jihad harus mengacu pada pengentasan masalah-masalah sosial. Oleh sebab itu, sudah selayaknya pada momentum lebaran saat ini, bukan hanya pakaian yang baru akan tetapi gagasan-gagasan baru juga harus dikedepankan untuk mengentaskan masalah-masalah sosial yang selama ini membelenggu kemajuan umat Islam Indonesia pada khususnya dan bangsa dan negara Indonesia pada umumnya.
اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ
Jama'ah Sholat Idul Fithri rahimakumullah

Demikianlah tiga pesan yang disampaikan oleh Ramadhan. Oleh sebab itu, marilah kita bersama-sama memikul tanggung jawab untuk merealisasikan ketiga pesan ini ke dalam bingkai kehidupan nyata. Marilah kita bersama-sama mengendalikan hawa nafsu kita sendiri, untuk tidak terpancing pada hal-hal yang terlarang dan merugikan orang lain; menjalin hubungan silaturrahim serta kerjasama sesama muslim tanpa membeda-bedakan status sosial, serta menyandang semangat jihad untuk membangun sebuah sistem sosial yang bermartabat, berkeadilan dan sejahtera.

اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ


Akhirnya marilah kita berdoa, menundukkan kepala, memohon kepada Allah Yang Maha Rahman dan Maha Rahim untuk kebaikan kita dan umat Islam dimana saja berada:

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَحْمَدُكَ وَنَسْتَعِيْنُكَ وَنَسْتَهْدِيْكَ وَنَعُوْذُ بِكَ وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْكَ وَنُثْنِيْ عَلَيْكَ الْخَيْرَ كُلَّهُ نَشْكُرُكَ وَلاَ نَكْفُرُكَ وَنَخْلَعُ وَنَتْرُكُ مَنْ يَفْجُرُكَ اللَّهُمَّ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَلَكَ نُصَلِّيْ وَنَسْجُدُ وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ نَرْجُو رَحْمَتَكَ وَنَخْشَى عَذَابَكَ إِنَّ عَذَابَكَ الْجِدَّ بِالْكُفَّارِ مُلْحَقٌ.

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ ونَبِيِّكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.

Ya Allah, sesungguhnya kami memuji-Mu, meminta tolong kepada-Mu, dan memohon petunjuk dari-Mu, kami berlindung dan bertawakal kepada-Mu, kami memuji-Mu dengan segala kebaikan, kami bersyukur atas semua nikmat-Mu, kami tidak mengingkari-Mu, kami berlepas diri dari siapa pun yang durhaka kepada-Mu. Ya Allah, hanya kepada-Mu kami menyembah, hanya untuk-Mu shalat dan sujud kami, dan hanya kepada-Mu kami berusaha dan bergegas, kami sangat mengharapkan rahmat-Mu dan takut akan siksa-Mu, sesungguhnya azab-Mu benar-benar ditimpakan kepada orang-orang kafir.

Ya Allah, segala puji hanya bagi-Mu atas nikmat Islam, nikmat Iman, nikmat Al-Qur’an, nikmat bulan Ramadhan, nikmat keluarga, harta dan kesehatan. Segala puji bagi-Mu atas semua nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepada kami.

Maha Suci Engkau, kami tidak akan sanggup menghitung dan membatasi pujian bagi-Mu. Keagungan-Mu hanya dapat diungkapkan dengan pujian-Mu kepada diri-Mu sendiri, segala puji hanya bagi-Mu (dari kami) sampai Engkau ridha (kepada kami) dan segala puji bagi-Mu setelah keridhaan-Mu.

Ya Allah, sampaikanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepada hamba, nabi dan rasul-Mu Muhammad saw beserta seluruh keluarga dan sahabatnya.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا.

Ya Allah, ampunilah kami dan ampuni pula kedua orang tua kami dan sayangilah mereka seperti kasih sayang mereka saat mendidik kami di waktu kecil.

Ya Tuhan kami, kami telah menzhalimi diri sendiri, jika Engkau tidak mengampuni dan merahmati kami pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.


Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan dosa saudara-saudara kami yang telah mendahului kami dalam keimanan, dan janganlah Engkau jadikan di hati kami kedengkian terhadap orang-orang yang beriman, ya Tuhan kami sesungguhnya Engkau Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Ya Allah, kami memohon kepada-Mu ridha dan surga-Mu serta semua ucapan maupun perbuatan yang dapat mendekatkan kami kepadanya, dan kami berlindung kepada-Mu dari murka dan neraka-Mu serta semua ucapan maupun perbuatan yang dapat mendekatkan kami kepadanya.

Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kaum mukminin yang telah wafat dan telah bersaksi atas keesaan-Mu dan kerasulan nabi-Mu (Muhammad saw) dan mereka meninggal dalam keadaan demikian. Ya Allah, ampuni dan rahmatilah mereka, maafkan semua kesalahan mereka, muliakan tempat tinggalnya, luaskan kediamannya, sucikan mereka dengan air, salju, dan embun, bersihkan mereka dari berbagai dosa dan kesalahan sebagaimana pakaian putih dibersihkan dari kotoran. Dan balaslah amal kebaikan mereka dengan kebaikan pula, dan amal buruk mereka dengan maaf dan pengampunan.

ا
Ya Allah, bantulah kami dalam berdzikir dan bersyukur serta beribadah kepada-Mu dengan baik, wahai Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan.

Ya Allah, kami adalah hamba-hamba-Mu, anak dari hamba-hamba-Mu laki-laki dan perempuan, ubun-ubun kami berada dalam tangan-Mu, telah berlaku atas kami hukum-Mu, adil pasti atas kami keputusan-Mu, kami memohon kepada-Mu dengan menggunakan semua nama yang menjadi milik-Mu dan Engkau namakan diri-Mu dengannya, atau nama yang Engkau turunkan dalam kitab suci-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada salah satu di antara hamba-Mu, atau dengan nama yang Engkau simpan dalam rahasia ghaib di sisi-Mu, jadikanlah Al-Qur’an yang agung ini taman bunga sepanjang musim di hati kami, jadikan ia cahaya di dada-dada kami, pelipur lara dan penghapus gulana, jadikan pula ia pembimbing kami menuju surga-Mu yang penuh kenikmatan.

Ya Allah, bersihkan dan sucikan hati dan jiwa kami dengan Al-Qur’an yang mulia.

اYa Allah, ingatkan kami ayat Al-Qur’an yang terlupa, ajarkan kami darinya apa yang  tidak kami ketahui, berikan rezki kepada kami berupa kenikmatan membacanya malam dan siang, jadikan ia hujjah bagi kami jangan jadikan ia hujjah atas kami.

Ya Allah, jadikanlah kami termasuk ahli Al-Qur’an yang menjadi keluarga-Mu dan hamba-hamba istimewa di sisi-Mu wahai Dzat Yang Maha Penyayang.

Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang menegakkan huruf-huruf Al-Qur’an dan hukum-hukumnya, dan jangan Engkau jadikan kami golongan orang yang menegakkan huruf-hurufnya namun mengabaikan hukum-hukumnya, dengan rahmat-Mu wahai Dzat Yang Maha Penyayang.

Ya Allah, berikan kepada jiwa-jiwa kami ketakwaan kepadamu, dan sucikan dia, Engkaulah sebaik-baik Zat Yang Menyucikan jiwa, Engkaulah Pelindung dan Penolongnya.

Ya Allah Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan, Yang Maha Mengabulkan doa orang yang berada dalam kesulitan, kami memohon kepada-Mu berbagai penyebab turunnya rahmat-Mu, tekad dan kekuatan untuk meniti jalan yang lurus, limpahan segala kebajikan, keselamatan dari segala dosa, kemenangan meraih surga dan keselamatan dari azab neraka.

اYa Allah Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan, kami memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, kesucian diri dan kekayaan.

Ya Allah, kami memohon kepada-Mu segala kebaikan di dunia dan akhirat yang kami ketahui maupun yang tidak kami ketahui, dan kami berlindung kepada-Mu dari semua keburukan di dunia dan akhirat yang kami ketahui maupun yang tidak kami ketahui.

Ya Allah, kami memohon kepadamu segala kebaikan yang telah diminta hamba dan rasul-Mu Muhammad saw dan hamba-hamba-Mu yang shalih, dan kami berlindung kepadamu dari segala keburukan yang mereka telah berlindung darinya kepada-Mu.

Ya Allah, perbaikilah agama kami yang merupakan penjaga urusan kami, perbaikilah dunia kami yang menjadi tempat hidup kami, dan perbaikilah akhirat kami karena dialah tempat kami kembali kami. Jadikanlah kehidupan  ini sebagai penambah segala kebaikan bagi kami, dan jadikanlah kematian sebagai kebebasan kamid ari segala keburukan.

Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari sulitnya bencana, beratnya penderitaan, buruknya takdir, dan tepuk tangan musuh.

Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari siksa Jahanam, dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, serta dari fitnah Dajjal.

Ya Allah, bersihkanlah hati kami dari kemunafikan, amal kami dari riya dan lisan kami dari dusta dan bersihkanlah mata kam dari khianat, sesungguhnya Engkau mengetahui pengkhianatan mata dan apa yang disembunyikan dalam dada.

Ya Allah, cukupkan diri kami dengan yang halal dari yang haram, dengan ketaatan kepada-Mu dari maksiat kepada-Mu,  dan dengan karunia-Mu dari selain-Mu, wahai Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan.

Ya Allah, bebaskan diri kami dari api neraka, lapangkan untuk kami rezki yang halal, dan jauhkan kami dari jin dan manusia yang fasik, wahai Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan.

Ya Allah, jadikanlah amal kami yang terbaik adalah akhirnya, dan umur kami yang terbaik adalah penghujungnya, dan hari terbaik kami adalah hari bertemu Engkau.

Ya Allah, hiburlah kami ketika sendirian dalam kubur, hilangkan ketakutan kami ketika dibangkitkan dari kubur, dan mudahkan semua urusan kami, Ya Tuhan kami, wahai Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan.

Ya Allah, perbaikilah (akhlaq) para pemimpin kaum muslimin, bimbinglah mereka dalam menegakkan keadilan, menyayangi, dan memperhatikan kepentingan rakyat. Tumbuhkan kecintaan rakyat kepada mereka dan kecintaan mereka kepada rakyat.

Ya Allah, bimbinglah mereka ke jalan-Mu yang lurus, agar bekerja demi agama-Mu yang benar, jadikan mereka teladan yang mendapat petunjuk-Mu, dengan rahmat-Mu wahai Dzat Yang Maha Penyayang.

Ya Allah, bimbinglah mereka agar bekerja sesuai kitab-Mu, sunnah Nabi-Mu, memutuskan dengan syariat-Mu, dan menegakkan hukum-hukum-Mu.

Ya Allah, tuntunlah mereka untuk memberantas kemunkaran dan menampilkan segala bentuk kebaikan.

Ya Allah, jadikanlah mereka para penyeru kebaikan yang melaksanakannya, penghalang kemunkaran yang meninggalkannya.

Ya Allah, perbaikilah keadaan kaum muslimin, murahkanlah harga-harga kebutuhan hidup mereka, dan jadikanlah mereka aman sentosa di tanah air mereka.

Ya Allah, perbaikilah keadaan para pemuda kaum muslimin, jadikan mereka para pencinta keimanan dan jadikan iman itu indah dalam hati mereka, bencikan mereka terhadap kekafiran, kefasikan dan kemaksiatan, dan jadikan mereka orang-orang yang lurus, dengan rahmat-Mu wahai Dzat Yang Maha Penyayang.

Ya Allah Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan, Yang Maha Mengabulkan doa orang yang berada dalam kesulitan, kami memohon kepadamu agar Engkau memuliakan Islam dan kaum muslimin, menghinakan kemusyrikan dan orang-orang musyrik, menghancurkan musuh-musuh agama, dan menjadikan negeri ini dan negeri-negeri kaum muslimin lainnya aman dan tenteram.

اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي سَبِيْلِكَ فِي كُلِّ مَكَانٍ. اَللَّهُمَّ انْصُرْ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي فِلِسْطِيْنَ، اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تُحَرِّرَ الْمَسْجِدَ الأَقْصَى وَأَرْضَ فِلِسْطِيْنَ،
Ya Allah, tolonglah dan menangkanlah saudara-saudara kami kaum muslimin para mujahidin di jalan-Mu di mana pun mereka berada. Tolonglah saudara-saudara kami kaum muslimin para mujahidin Palestina, bebaskan Masjid Aqsha dan tanah Palestina dari perampok Yahudi, agar kaum muslimin dapat melaksanakan shalat dengan tenang di sana dan kembali menjadi tempat berhaji yang wajib dikunjungi sebagaimana 70 tahun sebelum dirampas oleh Yahudi laknatullah.
berikan kesabaran dan kekuatan kepada mereka, teguhkan pendirian mereka, dan tolonglah mereka atas musuh-Mu dan musuh mereka dan berikanlah tempat yang layak diantara mereka yang syahid membela agamamu sebagaimana yang telah Engkau janjikan. Kabulkanlah do’a kami atas pejuang Palestina sebagaimana para pendahulu mereka senantiasa mendoakan dan mendukung hingga turut berbuat untuk perjuangan bangsa kami di kala kami memperjuang kemerdekaan bangsa kami dari Penjajah.
Ya Allah ya Tuhan kami pemilik alam semesta, ridhoilah bangsa kami, berkahilah segala perjalanan bangsa kami, lindungilah para pemimpin kami dalam ridhoMu, jauhkanlah segala kesulitan yang menimpa bangsa kami, dan jangan biarkan musuhMu dan musuh kami menjadi Pemimpin dan jangan pula Engkau biarkan mereka bermakar mendiskriminasi kami, hanya kepadaMulah kami berlindung atas segala kejahatan musyhMu dan musuh-musuh kami ya Allah.

Ya Tuhan kami, jauhkan azab jahannam dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal.

Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau lah Maha Pemberi (karunia).

Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka.

Ya Tuhan kami, berikan rahmat kepada kami dari sisi-Mu, dan sempurnakan bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami.

Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’, dari nafsu yang tidak pernah kenyang, dan dari doa yang tidak dikabulkan.

Ya Tuhan kami, kami telah menzhalimi diri sendiri, jika Engkau tidak mengampuni dan merahmati kami pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.

وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ. وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ. وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.


Referensi  :
3.       Sumber lain yang relevan


Khutbah Idul Fitri 1 Syawal  1437 H / 6 Juli 2016  Oleh Yakub Fadillah, S.IP, Halaman SD Muhammadiyah 2 Sangatta Utara Kutai Timur